TERAPI BERMAIN
(Tugas 4)
A.
Definisi
Permainan adalah aktivitas yang mengandung motivasi
instrinsik, member kesenangan dan kepuasan bagi siapa yang terlibat, dan
dipilih secara sukarela.
Terapi bermain adalah pemanfaatan permaianan sebagai
media yang efektif oleh terapis, untuk membantu klien mencegah atau
menyelesaikan kesulitan-kesulitan psikosoaial dan mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, melalui kebebasan eksplorasi dan ekspresi diri.
B.
Penggunaan terapi bermain sebagai teknik psikoterapi
1.
Nilai Terapiutik
dari Permainan
Saat anak mengeluarkan
perasaannya melalui permaianan, maka mereka membawa perasaan tersebut ke dalam
tingkat kesadaran, sehingga akhirnya mereka akan terbuka, menerima dan belajar
mengendalikan atau menolaknya.
Bentuk-bentuk
permaianan untuk mengekspresikan diri dapat berupa :
a.
Maianan
kehidupan nyata. Boneka yang terdiri atas keluarga, boneka rumah-rumahan,
binatang peliharaan atau tokoh kartun dapat menjai media untuk mengekspresikan
perasaan secara langsung. Terapis dapat menggunakan mainan mobil-mobilan, alat
masak tiruan kartu bergambar, atau kapal-kapalan untuk melihat pengalaman hidup
klien.
b.
Maianan pelepas
agresivitas-bermain peran. Klien dapat mengkomunikasikan emosi yang terpendam
melalui mainan atau materi seperti karung tinju, boneka tentara, boneka
dinosaurus dan hewan-hewan buas, pistol dan pisau mainan, boneka orang dan
balok kayu.
c.
Mainan pelepas
emosi dan ekspresi kreativitas. Pasir, air, balok, atau lilin dapat menjadi
sarana klien mengekspresikan emosi atau kreativitasnya.
2.
Kepada Siapa
Terapi Bermain Diberikan
Terapi bermain dapat dipakai
baik sebagai asesmen maupun sebagai terapi. Sebagai sebuah terapi, terapi
bermain dapat diberikan kepada anak yang :
-
Mempunyai
pengalaman diperlakukan dengan kejam dan diabaikan
-
Gangguan emosi
dan skizofren
-
Takut dan cemas
-
Mengalami
masalah penyesuaian social
-
Kesulitan bicara
-
Mengalami
gangguan visual spatial
-
Anak penyandang
autism.
3.
Prosedur dalam
Terapi Bermain
a.
Fase Persiapan :
Sebelum memasuki fase
terapi bermain anak harus disiapkan sehingga mereka tahu apa yang akan dihadapi
dan akan dilakukannya. Guru bercerita bahwa nanti ada banyak permainan dan kamu
pasti akan senang serta menjelaskan bahwa proses ini akan membantu anak menemukan
hal yang lebih baik.
b.
Proses Terapi
Bermain :
Menggambarkan lima
tahap dimana anak yang mengalami gangguan emosi berkembang menuju ekspresi diri
dan kesadaran diri dalam proses terapi permainan.
C.
Kategori bermain
1.
Bermain aktif
Yaitu anak banyak
menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri.
Contoh : bermain sepak
bola.
2.
Bermain pasif
Energi yang dikeluarkan
sedikit,anak tidak perlu melakukan aktivitas (hanya melihat)
Contoh : memberikan
support.
D.
Klarifikasi bermain
Klarifikasi bermain dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1.
Menurut isi
a.
Social affective play
Anak belajar memberi
respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk
permainan,misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang,dengan
bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
b.
Sense of pleasure play
Anak memproleh
kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya,dengan bermain dapat
merangsang perabaan alat,misalnya bermain air atau pasir.
c.
Skill play
Memberikan kesempatan
bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak akan melakukan secara
berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.
d.
Dramatika play role play
Anak berfantasi
menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.
2.
Menurut karakteristik
sosial
a.
Solitary play
Jenis permainan dimana
anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang bermai disekitarnya.
Biasa dilakukan oleh anak balita Todler.
b.
Paralel play
Permainan sejenis
dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai mainan yang sama
tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling
tergantung, biasanya dilakukan oleh anak preischool
Contoh : bermain balok
c.
Asosiatif play
Permainan dimana anak
bermain dalam keluarga dengan aktifitas yangsma tetapi belum terorganisasi
dengan baik,belum ada pembagian tugas,anak bermain sesukanya.
d.
Kooperatif play
Anak bermain bersama
dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana dan ada aturan
tertentu.
E.
Karakteristik bermain sesuai tahap perkembangan
1.
Satu bulan
Visual : Lihat dengan jarak dekat (gantungkan
benda yang terang dan menyolok)
Auditori : Bicara dengan bayi,
menyanyi,musik,radio,detik jam
Taktil : Memeluk,menggendong,memberi
kesenangan
Kinetik : Mengayun,naik kereta dorong
2.
2-3 bulan
Visual : Buat ruangan menjadi
tenang,gambar,cermin ditembok. Bawa bayi ke ruangan lain, lalu letakkan bayi
agar dapat memandang disekitar
Auditori : Bicara dengan bayi,beri mainan bunyi,ikut
sertakan dalam pertemuan keluarga.
Taktil : Memandikan ,mengganti popok,menyisir
rambut dengan lembut,gosok dengan lotion/bedak
Kinetik : Jalan dengan kereta,gerakan
berenang,bermain air
3.
4-6 bulan
Visual : Bermain cermin,anak nonton TV. Beri
mainan dengan warna terang
Auditori : Anak bicara,ulangi suara yang
dibuat,panggil nama. Remas kertas didekat telinga,Pegang mainan bunyi.
Taktil : Beri mainan lembut/kasar,mandi
cemplung/cebur
Kinetik : Bantu tengkurap,sokong waktu duduk
4.
6-9 bulan
Visual : Mainan berwarna,bermain depan cermin. Beri
kertas untuk dirobek-robek.
Auditori : Panggil nama “Mama …Papa,dapat menyebutkan
bagian tubuh. Beri tahu yang anda lakukan,ajarkan tepuk tangan dan beri
perintah sederhana.
Taktil : Meraba bahan bermacam-macam tekstur,ukuran,main
air mengalir
Kinetik : Letakkan mainan agak jauh lalu suruh
untuk mengambilnya.
5.
9-12 bulan
Visual : Perlihatkan gambar dalam buku. Ajak
pergi ke berbagai tempat. Bermain bola, Tunjukkan bangunan agak jauh.
Auditori : Tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan. Kenalkan
dengan suara binatang
Taktil : Beri makanan yang dapat dipegang. Kenalkan
dingin,panas dan hangat.
Kinetik : Beri mainan
Mainan yang dianjurkan
untuk Bayi 6-12 bulan
• Blockies warna-warni jumlah,ukuran.
• Buku dengan gambar menarik
• Balon,cangkir dan sendok
• Boneka bayi
• Mainan yang dapat didorong dan ditarik
Sumber :
Foster and
Humsberger,1998,Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders
Company,Philadelpia USA.
Hurlock E
B,1991,Perkembangan Anak Jilid I,Erlangga Jakarta.
http://asmianifawziah.blogspot.com/2012/11/family-therapy-terapi-keluarga.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar